Tanbih abah Sepuh hanyalah sebagian kecil daripada hikmah wasiat baginda Rasullullah SAW yang terhimpun didalam kitab2 hadist shohih Bukhori, Muslim, Abu Hurairah, Umu Aishah dan lainya. Sesuai sabda baginda Rasul, maka apabila kita semua berpegang teguh kepada Al-Qur'anul Kariim dan Al Sunnah, maka Insya Allah kita akan selamat di dunia dan akhirat.
Kita umatnya dianjurkan untuk sentiasa berfikir (tafakkur) dan berzikir (berkekalan ingat kepada Allah) di dalam sebarang keadaan sampai-sampai baginda bersabda "Tafakkur sejenak dan berzikir kepada Allah, lebih baik daripada sholat seratus raka'at tapi lalai (tak khusuq)."
Masalah tergelincir dan sering lupa ataupun keduanya sengaja "di-gelincir-dan-lupakan" itu adalah hal yang sangat manusiawi. Kerana kita bukanlah malaikat yang hanya mempunyai satu sifat yaitu "taat" kepada perintahNYA. Bila kita tak pernah salah, maka sifat-sifat Allah yaitu: Maha pengampun, Maha Pemaaf, Maha Pengasih dan Penyayang, dan sifat-sifat Maha lainnya tak akan mencerminkan hakikat daripada Asmaul Husna. Alhasil, nerakapun tak akan berpenghuni!
Ketika ditanya, terkadang dalam riyadah orang menjawab bahwa ia sedang mencari Allah - seolah Allah telah hilang (sehingga harus dicari) - atau diam-diam ia merasa malu mermunajah kepada Allah mengingat dosa-dosanya yang ia ingat sudah terlalu banyak. Sehingga iapun beranggapan bahwa dosa-dosa itu menjadi hijab - atau penghalang - di antara dirinya dengan RABBnya. Padahal seharusnya ia kena berfikir, besar manakah "dosa-dosa kita" dibandingkan dengan "Kebesaran" ALLAH?
Kalau ada sesuatu yang dapat meng-hijabNYA dari kita maka itu sama artinya bahwa sesuatu itu lebih kuasa daripada Allah, dan tentunya hal itu adalah Mustahil!
Tentang amal dan dosa, saya teringat nasihat ayahanda kami Alahyarham Syahruddin bin Mas Muhammad ketika semasa kecil dulu saya menyoal perihal tersebut kepada beliau. Jawab beliau adalah seperti ini: "Lakukanlah dosa seberat siksa neraka yang engkau pikir mampu engkau tanggungkan, atau kerjakanlah amal sholeh sebanyak nikmat syurgawi yang sebenar-benar ingin engkau raih."
Allah selalu menyediakan dua jalan kepada kita; yaitu keselamatan atau kesengsaraan, syurga atau neraka, kitabullah atau alhikmah dan lain sebagainya, guna menggenapkan diturunkanNya para utusan langit yaitu para Nabi dan Rasul, termasuk pula iblis penggoda. Soalan berikutnya adalah; mahu ikut yang mana?
Kita patut menyadari bahwa Allah akan memaafkan dan mengampuni dosa-dosa manusia yang khilaf dan berbuat kesalahan namun segera melakukan taubatan nashuha. Tak kisah meskipun dosa-dosanya sudah memenuhi langit, sepanjang dosa yang dilakukannya bukanlah sesuatu yang termasuk dalam ertian syirik.
Sabda Rasulullah saw: "Sedekat-dekat seorang hamba pada Khaliqnya adalah pada saat dia sujud, dan oleh kerananya perbanyaklah berdoa dan istighfar!"
Pamanda, senang rasanya bolih menyambung rasa bathin kerana bagaimanapun juga kita berasal dari akar yang berakhlak baik dan beraqidah kokoh sehingga Insya Allah semua anak-cucu-cicit-piut leluhur kita pun akan meneladani sifat-sifat mereka. Rasanya banyak yang boleh kita pertukar-ajarkan ikhwal qolbun salim ini. Semoga Allah segera mempertemukan kita di dalam majelis serupa bila-bila masa yang dikehendakiNYA.
Dalam kesempatan ini, kami seluruh keluarga dekat Indonesia mengucapkan Marhabban yaa, Ramadhan, selamat menunaikan ibadah puasa ramadhan, semoga jasad dan qalbu kita disucikan dari dosa-dosa terdahulu sehingga bolih berujung fithrah.
Amien yaa, mujibassa'iliin.
Wassalamu'alaikum WW.
Dari Mohammad "Hariswan" Syahruddin kepada Paman Badrul Hisham Muhammed
Kita umatnya dianjurkan untuk sentiasa berfikir (tafakkur) dan berzikir (berkekalan ingat kepada Allah) di dalam sebarang keadaan sampai-sampai baginda bersabda "Tafakkur sejenak dan berzikir kepada Allah, lebih baik daripada sholat seratus raka'at tapi lalai (tak khusuq)."
Masalah tergelincir dan sering lupa ataupun keduanya sengaja "di-gelincir-dan-lupakan" itu adalah hal yang sangat manusiawi. Kerana kita bukanlah malaikat yang hanya mempunyai satu sifat yaitu "taat" kepada perintahNYA. Bila kita tak pernah salah, maka sifat-sifat Allah yaitu: Maha pengampun, Maha Pemaaf, Maha Pengasih dan Penyayang, dan sifat-sifat Maha lainnya tak akan mencerminkan hakikat daripada Asmaul Husna. Alhasil, nerakapun tak akan berpenghuni!
Ketika ditanya, terkadang dalam riyadah orang menjawab bahwa ia sedang mencari Allah - seolah Allah telah hilang (sehingga harus dicari) - atau diam-diam ia merasa malu mermunajah kepada Allah mengingat dosa-dosanya yang ia ingat sudah terlalu banyak. Sehingga iapun beranggapan bahwa dosa-dosa itu menjadi hijab - atau penghalang - di antara dirinya dengan RABBnya. Padahal seharusnya ia kena berfikir, besar manakah "dosa-dosa kita" dibandingkan dengan "Kebesaran" ALLAH?
Kalau ada sesuatu yang dapat meng-hijabNYA dari kita maka itu sama artinya bahwa sesuatu itu lebih kuasa daripada Allah, dan tentunya hal itu adalah Mustahil!
Tentang amal dan dosa, saya teringat nasihat ayahanda kami Alahyarham Syahruddin bin Mas Muhammad ketika semasa kecil dulu saya menyoal perihal tersebut kepada beliau. Jawab beliau adalah seperti ini: "Lakukanlah dosa seberat siksa neraka yang engkau pikir mampu engkau tanggungkan, atau kerjakanlah amal sholeh sebanyak nikmat syurgawi yang sebenar-benar ingin engkau raih."
Allah selalu menyediakan dua jalan kepada kita; yaitu keselamatan atau kesengsaraan, syurga atau neraka, kitabullah atau alhikmah dan lain sebagainya, guna menggenapkan diturunkanNya para utusan langit yaitu para Nabi dan Rasul, termasuk pula iblis penggoda. Soalan berikutnya adalah; mahu ikut yang mana?
Kita patut menyadari bahwa Allah akan memaafkan dan mengampuni dosa-dosa manusia yang khilaf dan berbuat kesalahan namun segera melakukan taubatan nashuha. Tak kisah meskipun dosa-dosanya sudah memenuhi langit, sepanjang dosa yang dilakukannya bukanlah sesuatu yang termasuk dalam ertian syirik.
Sabda Rasulullah saw: "Sedekat-dekat seorang hamba pada Khaliqnya adalah pada saat dia sujud, dan oleh kerananya perbanyaklah berdoa dan istighfar!"
Pamanda, senang rasanya bolih menyambung rasa bathin kerana bagaimanapun juga kita berasal dari akar yang berakhlak baik dan beraqidah kokoh sehingga Insya Allah semua anak-cucu-cicit-piut leluhur kita pun akan meneladani sifat-sifat mereka. Rasanya banyak yang boleh kita pertukar-ajarkan ikhwal qolbun salim ini. Semoga Allah segera mempertemukan kita di dalam majelis serupa bila-bila masa yang dikehendakiNYA.
Dalam kesempatan ini, kami seluruh keluarga dekat Indonesia mengucapkan Marhabban yaa, Ramadhan, selamat menunaikan ibadah puasa ramadhan, semoga jasad dan qalbu kita disucikan dari dosa-dosa terdahulu sehingga bolih berujung fithrah.
Amien yaa, mujibassa'iliin.
Wassalamu'alaikum WW.
Dari Mohammad "Hariswan" Syahruddin kepada Paman Badrul Hisham Muhammed
0 komentar:
Posting Komentar