Photobucket

Senin, 02 Juni 2008

DAFTAR RANGKING UMAT MANUSIA

Manusia sebagai makhluk yang paling mulia, pasti memiliki kelebihan dan keutamaan dari makhluk lainnya. Kelebihan dan keutamaan itu, nampaknya bukan hanya terletak pada perbedaan antara manusia dengan makhluk lain, tetapi juga terjadi antara sesama umat manusia itu sendiri. Ada manusia yang memiliki kelebihan dalam bidang tertentu sehingga dirasa menakjubkan, tetapi di bidang lain ia sangat lemah. Sebaliknya ada yang lemah di bidang itu tetapi memiliki kelebihan di bidang lainnya.
Manusia pada dasarnya memperoleh bekal yang sama, semuanya memiliki akal dan fikiran serta bakat masing-masing yang berbeda-beda. Maju tidaknya kemampuan seseorang akan sangat dipengaruhi oleh kemampuan akal fikiran dan bakatnya itu. Bila potensi yang luhur itu dikembangkan dengan baik, akal dan fikirannya ditingkatkan terus untuk menjangkau ilmu pengetahuan dan bakat terus dipupuk, maka orang itu akan mencapai kualitas yang tinggi. Sebaliknya bila tidak meningkatkan kemampuan akal dan fikirannya, serta tidak mengembangkan bakatnya, maka ia akan menjadi manusia yang kualitasnya sangat rendah.
Dari pengembangan akal fikiran dan bakat yang dimilikinya itulah, manusia bisa digolongkan dalam rangking yang berbeda. Diantara mereka ada yang menempati rangking tertinggi dan ada pula yang menempati rangking ”juru kunci”. Berikut ini akan dibahas mengenai daftar rangking umat manusia dalam masyarakat kita. Daftar itu adalah sebagai berikut :
Rangking pertama, mereka adalah manusia-manusia yang memiliki ilmu yang tinggi, mereka mengamalkan ilmunya dan mengajarkannya kepada orang lain. Inilah profil orang besar, manusia yang paling mulia dan berkualitas tinggi. Al-Ghazali mengumpamakan manusia dalam kelompok ini bagaikan matahari yang bersinar cemerlang, ia menyinari alam sekelilingnya sementara ia sendiri terang benerang. Atau ia bagaikan parfum misk (kasturi) yang menebarkan keharuman disekelilingnya, sedang ia sendiri memiliki bau harum yang semerbak. (Ihya Ulumiddin I, h. 55).
Rangking kedua, adalah manusia-manusia yang memiliki ilmu yang banyak tetapi tidak mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kelompok ini bermanfaat bagi orang lain, karena ilmunya bisa membimbing manusia pada kebaikan, tetapi menyianyiakan diri sendiri. Mereka itu kata al-Ghazali, bagaikan batu pengasah. Ia membuat pisau yang diasahkan kepadanya menjadi tajam, sementara dia sendiri tetap tumpul. Atau ia bagaikan jarum yang selalu menjahit pakaian orang lain sehingga tertutup auratnya, sedangkan dia sendiri tetap telanjang. Ia bagaikan sumbu dian yang menyala, menyinari sekelilingnya sementara dirinya terbakar hangus. (al-Ihya, I, h. 55).
Rangking ketiga, mereka tidak memiliki ilmu, kelompok yang tergolong bodoh, tetapi menyadari kebodohannya. Sehingga mereka berusaha mencari kebenaran dari orang lain yang lebih mengerti, mereka bisa dibimbing ke jalan yang benar.
Rangking keempat, adalah mereka yang tidak berilmu dan sangat bodoh, celakanya mereka tidak menyadari kebodohannya. Akhirnya mereka sesat, tidak mau menerima petunjuk dari orang lain yang lebih mengerti. Mereka bersikap amat angkuh dalam kesesatannya. Merekalah yang tergolong orang-orang jahil murrakkab, atau jahil yang berlipat ganda.
Kini kita renungkan sejenak, berada pada rangking mana kita berada? Hanya diri kita sendiri yang mengetahuinya, jangan ceritakan orang lain. Berusahalah bila diri kita berada dirangking yang tidak baik untuk meningkatkan diri menuju yang lebih baik. Bila kita telah berada dalam rangking yang baik, pertahankan sampai akhir hayat kita. Semoga berhasil.

0 komentar:

Posting Komentar

Photobucket