Photobucket

Sabtu, 03 April 2010

KEMANDIRIAN REMAJA MUSLIM

“La an yahtathiba ahadukum huzmatan ‘ala dhohrihi khoirun man an yas-ala ahadan fa yu’tiyahu au yamna’ahu “. [Hadits Riwayat Imam Bukhori Kitabul Buyu’ hal.75]

Niscaya jika salah satu dari kalian mencari satu bongkok (kayu) di atas punggungnya itu lebih baik daripada minta kepada orang lain, maka orang itu memberinya atau mencegahnya ( tidak memberi).

Pada masa sekarag ini dimana perkembangan peradaban manusia sudah demikian maju, manusia semakin mengalami problema yang semakin komplek. Sebagai konsekuensi logisnya adalah tantangan yang dihadapi dalam menegakkan sendi-sendi kehidupan juga semakin syarat.

Di sisi lain, karena tidak mampu bersaing banyak orang yang jatuh ke jurang kemiskinan, mereka terpaksa melakukkan pekerjaan rendahan, tidak jarang ada juga yang menggadaikan akidahnya untuk sekedar bertahan melangsungkan kehidupannya. Sementara bermunculan golongan orang yang dapat menguasai orang lain dengan perbedaan tingkat ekonomi yang sangat tajam. Golongan ini dapat saja melakukan tekanan (pressure) sehingga dapat membahayakan keimanan orang yang tertekan.

Orang yang tadinya berada pada kondisi finansial yang sangat mapan tiba-tiba dalam waktu relatif singkat berubah menjadi melarat, ada juga orang-orang miskin yang kemudian berkembang menjadi orang kaya baru (OKB). Gejala yang demikian seolah sebagaimana fenonema “cokro manggilingan kehidupan” , namun di balik itu sebenarnya ada sesuatu hal yang perlu mendapat perhatian , yaitu KEMANDIRIAN DIRI dari orang-orang tersebut dalam mengantisipasi berbagai tantangan kehidupan. Dari itulah sejak dini perlu dikembangkan sikap mandiri bagi remaja kita. SIKAP MANDIRI ini semestinya terus mendapatkan perhatian yang serius secara kontinyu, dikondisikan , sehingga pada saatnya akan membeku menjadi WATAK MANDIRI yang merupakan modal ampuh guna menghadapi tantangan kehidupan. Kemadirian remaja muslim tidak saja diharapkan untuk dapat memperoleh kelayakan hidup di dunia , namun lebih dari itu dengan bekal ekonomi yang memadai akan menunjang kemudahan dalam merintis kebahagiaan hidup di akhirat.

Pengertian Dan Faktor-Fakor Yang Mempengaruhi Sikap Mandiri

Pengertian

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan DEPEN dan Kebudayaan KEMANDIRIAN adalah hal atau keadaan dapat berdiri sendiri tanpa bergantung kepada orang lain. Pengertian di atas perlu diterangkan lebih lanjut, karena dalam kenyataannya tidak ada manusia yang mampu hidup berdiri sendiri tanpa bergantung kepada orang lain. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak lepas dari kehidupan bermasyarakat, mereka saling menghubungkan sikap , tingkah laku dan perbuatan , saling memberi dan menerima sehingga meskipun ukurannya sedikit tetap saja memerlukan bantuan orang lain. Bukankah dalam perjalannan hidup manusia apa yang dimakan bukan hasil tanamannya sendiri, bukan masakan sendiri, pakaian yang dikenakan juga bukan dari kapas tanamannya sendiri, bukan memintal dan menjahit sendiri. Ketika sakit juga memerlukan bantuan orang lain, terlebih ketika meninggal dunia juga tidak mampu masuk kuburan sendiri.

Jadi jelaslah bagaimanapun juga manusia tetap memerlukan jasa dan pertolongan orang lain dalam kehidupannya. Persoalannya tinggal apakah ia memberikan imbalan atau kompensasi ketika membutuhkan apapun keperluan dari orang lain, dan apakah imbalan itu dari hasil jerih payahnya sendiri?.

Kiranya inilah unsur penting yang mempunyai relevansi kuat dengan kemandirian seseorang . Maka agar lebih sesuai dengan realita kehidupan, KEMADIRIAN itu kita artikan sebagai KEMAMPUAN diri seseorang untuk mengahasilkan “sesuatu” sebagai imbalan atau nilai tukar terhadap apa yang dibutuhkan, yang dikonsumsi, dimiliki dan dinikmati. Pada umumnya orang dengan mudah akan mengatakan bahwa mereka yang telah memiliki penghasilan sendiri untuk mencukupi keperluan hidupnya , meraka itulah orang–orang yang telah mandiri.

Faktor-faktor Yang Mempengruhi Sikap Kemandirian.

Kemandirian memang dimulai dari sikap, adapun factor yang mempengaruhi sikap mandiri itu banyak namun dalam pembahasan ini akan dibatasi tiga factor yaotu fsktor ekonomi, keasaan dalam keluarga dan linfgkungan masyarakat.

Orang yang berada pada ekonomi sulit biasanya akan cenderung segera bangkirt sebagai reaksi atas keterbatasan kesejahteraan yang ada padanya. Mereka tidak segan melakukan apa saja demi menghasilkan uang, bahkan dikerjakan tanpa mengenal waktu. Situasi dan kondisi ekonominya akan memberikan gemblengan menjadikan insane yang selektif dan hemat dalam pengeluaran pembelanjaan. Mereka lebih terbiasa dan mampu mangatasi berbagai kesulitan hidup, sebagai dampak positifnya mereka cenderung menjadi lebih cepat memiliki sikap mandiri daripada anggota keluarga yang tumbuh dalam keadaan ekonomi yang serba kecukupan.

Kebiasaan dalam keluarga juga dapat berpengaruh terhadap sikap kemandirian seseorang. Banyak orang tua yang telah mampu memanjakan anak-anaknya tetapi akhiranya tidak mampu menanamkan sikap kemandirian. Sebenarnya pendidikan sederhana tentang kemandirian kepada anak dapat dilakukakn oleh orang tua dengan cara memberikan tugas-tugas yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu. Hal terpenting bahwa proses pendidikan kemandirian dapat berhasil manakala dapat terwujdnya transformasi pendelegasian tanggungjawab dari orang tua kepada anaknya.

Seorang kepala rumah tangga juga perlu mendidik kemandirian kepada istrinya dengan cara mengkondisikan agar istrinya tidak larut dalam pola hidup boros, konsumtif namun sebaliknya bagaimana seorang istri dapat mengelola pembelanjaan sebaik-baiknya sehingga tidak “lebih besar pasak daripada tiaynag”. Pemanfatan secara optimal barang yang yang tersedia. Melatih berusaha untuk mendapatkan income keluarga, meskipun urusan ma’isah adalah sepebuhnya tanggung jawab suami, namun secara umum hal ini akan berpengaruh terhadap pembiasaan sikap hidup mandiri badi seluruh anggota keluarga ternasuk anak remaja.

Para remaja yang solat subuhnya saja masih menggantungkan dibangunkan oleh orang tua maka remaja ini cenderung lamban mempunyai sikap mandiri.

Dari Mas Hari Wuryanto, SPd

0 komentar:

Posting Komentar

Photobucket